Perkembangan dunia modeling tidak bisa dipisahkan dengan dunia fashion. Bila menilik sejarah dunia model dan fashion zaman dulu tidaklah seramai sekarang.
Berikut ini, Sejarah Dunia Model Fashion di Indonesia.
Tahun 50-an, perancang mode yang eksis sangat sedikit. Akibatnya peragaan busana jarang dilakukan. Jarangnya acara mode menyebabkan kebutuhan akan model juga tidak banyak.
Tahun60-an, peragaan busana mulai ada perkembangan. Walaupun masih untuk kalangan terbatas dan konsepnya sederhana. Pemilihan modelnya pun kriterianya hanya sekadar cantik, tubuh proporsional, dan punya keberanian berlenggak lenggok di atas panggung.
Tahun70-an, dunia fashion atau mode Indonesia mulai mengalami kemajuan yang cukup signifikan ketika akhir tahun ini. Seiring dengan maraknya lomba pemilihan model, seperti Top Model, Bintang Remaja dan Puteri Remaja Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah remaja ibukota. Meski lomba tersebut lebih menitikberatkan pada kecerdasan dan prestasi peserta, dan pemenangnya tidak selalu memenuhi standar model, namun cukup bisa mendorong perkembangan dunia model.
Acara peragaan busana juga mulai digarap lebih serius, dengan melibatkan koreografer yang mengatur jalannya model di catwalk, tata pencahayaan dan musik juga lebih diperhatikan. Ditunjang dengan bermunculannya media-media yang banyak mengekspos dunia mode dan kecantikan, otomatis kebutuhan akan model juga meningkat.
Tahun 80-an, industri mode berkembang pesat seiring kerap diselenggarakannya lomba rancang busana yang dimotori oleh media dan lembaga lain. Perlombaan tersebut menelurkan banyak perancang muda berbakat yang menyemarakkan dunia mode Indonesia. Diikuti dengan bermunculannya sekolah mode, butik, dan departemen store yang semakin memajukan dunia fesyen dan model di Indonesia.
Tahun 90-an, jumlah perancang dan pengusaha mode makin banyak. Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk membentuk wadah asosiasi atau perkumpulan agar usahanya lebih berkembang. Pada tanggal 22 Juli 1993 terbentuklah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), yang diprakarsai oleh desainer Poppy Dharsono, didukung oleh beberapa tokoh
mode senior, seperti Peter Sie, Iwan T irta, Pia Alisjahbana, dan Harry Darsono.
Asosiasi yang menaungi sekitar 147 desainer dan pengusaha dari berbagai daerah ini secara rutin menyelenggarakan fashion show untuk menampilkan karya-karya anggotanya. Awalnya adalah dengan Fashion Tendance, sebuah acara peragaan busana dan pameran guna memberikan arahan tren mode tahun depan kepada masyarakat pecinta mode. Acara ini diselenggarakan setiap akhir tahun sejak 1993 hingga sekarang, dilaksanakan oleh Badan Pengurus Daerah di 8 cabang APPMI, yakni Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta.
Ajang rutin tahunan lainnya yang diadakan APPMI, antara lain Fashion Exploration, Fashion Week, dan Jakarta Fashion and Food Festival. Di luar APPMI, terdapat perkumpulan perancang mode yang antara lain bernaung di Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) yang juga rutinmenyelenggarakan peragaan busana.
Maraknya pagelaran mode ini tentunya membutuhkan banyak model. Dunia fashion dan model memang seiring sejalan kemajuannya. Jadi, jangan ragu untuk merintis karier sebagai model di Indonesia, mengingat perkembangan fashion yang pesat maka prospek dunia modeling pun semakin menjanjikan.
Sejarah Model Fashion Di Indonesia
Perkembangan dunia modeling tidak bisa dipisahkan dengan dunia fashion. Bila menilik sejarah dunia model dan fashion zaman dulu tidaklah seramai sekarang.
Berikut ini, Sejarah Dunia Model Fashion di Indonesia.
Tahun 50-an, perancang mode yang eksis sangat sedikit. Akibatnya peragaan busana jarang dilakukan. Jarangnya acara mode menyebabkan kebutuhan akan model juga tidak banyak.
Tahun 60-an, peragaan busana mulai ada perkembangan. Walaupun masih untuk kalangan terbatas dan konsepnya sederhana. Pemilihan modelnya pun kriterianya hanya sekadar cantik, tubuh proporsional, dan punya keberanian berlenggak lenggok di atas panggung.
Tahun 70-an, dunia fashion atau mode Indonesia mulai mengalami kemajuan yang cukup signifikan ketika akhir tahun ini. Seiring dengan maraknya lomba pemilihan model, seperti Top Model, Bintang Remaja dan Puteri Remaja Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah remaja ibukota. Meski lomba tersebut lebih menitikberatkan pada kecerdasan dan prestasi peserta, dan pemenangnya tidak selalu memenuhi standar model, namun cukup bisa mendorong perkembangan dunia model.
Acara peragaan busana juga mulai digarap lebih serius, dengan melibatkan koreografer yang mengatur jalannya model di catwalk, tata pencahayaan dan musik juga lebih diperhatikan. Ditunjang dengan bermunculannya media-media yang banyak mengekspos dunia mode dan kecantikan, otomatis kebutuhan akan model juga meningkat.
Tahun 80-an, industri mode berkembang pesat seiring kerap diselenggarakannya lomba rancang busana yang dimotori oleh media dan lembaga lain. Perlombaan tersebut menelurkan banyak perancang muda berbakat yang menyemarakkan dunia mode Indonesia. Diikuti dengan bermunculannya sekolah mode, butik, dan departemen store yang semakin memajukan dunia fesyen dan model di Indonesia.
Tahun 90-an, jumlah perancang dan pengusaha mode makin banyak. Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk membentuk wadah asosiasi atau perkumpulan agar usahanya lebih berkembang. Pada tanggal 22 Juli 1993 terbentuklah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), yang diprakarsai oleh desainer Poppy Dharsono, didukung oleh beberapa tokoh
mode senior, seperti Peter Sie, Iwan T irta, Pia Alisjahbana, dan Harry Darsono.
Asosiasi yang menaungi sekitar 147 desainer dan pengusaha dari berbagai daerah ini secara rutin menyelenggarakan fashion show untuk menampilkan karya-karya anggotanya. Awalnya adalah dengan Fashion Tendance, sebuah acara peragaan busana dan pameran guna memberikan arahan tren mode tahun depan kepada masyarakat pecinta mode. Acara ini diselenggarakan setiap akhir tahun sejak 1993 hingga sekarang, dilaksanakan oleh Badan Pengurus Daerah di 8 cabang APPMI, yakni Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta.
Ajang rutin tahunan lainnya yang diadakan APPMI, antara lain Fashion Exploration, Fashion Week, dan Jakarta Fashion and Food Festival. Di luar APPMI, terdapat perkumpulan perancang mode yang antara lain bernaung di Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) yang juga rutinmenyelenggarakan peragaan busana.
Maraknya pagelaran mode ini tentunya membutuhkan banyak model. Dunia fashion dan model memang seiring sejalan kemajuannya. Jadi, jangan ragu untuk merintis karier sebagai model di Indonesia, mengingat perkembangan fashion yang pesat maka prospek dunia modeling pun semakin menjanjikan.