Dalam sebuah peragaan busana, seorang model bukan tampil membawakan dirinya sendiri, melainkan menampilkan citra yang dihasilkan dari kerja sama tim yang terlibat. Karena itu, ia harus mengenal siapa saja yang pihak-pihak di balik pagelaran.
Berikut ini, Pihak yang Terlibat dalam Peragaan Busana Indonesia
Desainer/Produsen
Perancang busana adalah yang merancang dan menyediakan busana untuk diperagakan. Sedangkan produsen adalah pembuat dan penyedia produk-produk fashion penunjang busana yang akan diperagakan. Misalnya, perhiasan, alas kaki (sepatu/sandal), riasan wajah atau rambut.
Di luar negeri, peragaan dilakukan untuk memperkenalkan koleksi para perancang sesuai musim yang akan datang. Ada peragaan busana untuk koleksi musim semi panas (spring/summer collection) atau koleksi untuk musim dingin.
Di Indonesia, hanya memiliki dua musim, sehingga tidak ada patokan khusus bagi desainer untuk mengeluarkan koleksinya. Ada yang menggelar koleksinya setahun sekali, dua kali atau setiap kali mereka siap memperkenalkan koleksi terbaru. Tak jarang diadakan show khusus menyambut Lebaran, Natal, Valentine, atau hari Kartini.
Peragaan busana merupakan ajang eksistensi seorang perancang desainer, baik show bersama ataupun tunggal. Setiap desainer memiliki ciri khas pada garis rancang busananya, karena itu seorang model sebaiknya mengenali siapa desainer dari busana yang akan ia bawakan. Dengan demikian, si model dapat berekspresi sesuai keinginan desainer dan tuntutan busana yang dikenakannya. Hal ini tentu akan membuat desainer puas karena busananya dapat tampil seperti yang diinginkannya. Contohnya, desainer Ghea, identik dengan rancangan busana yang etnik, Lenny Agustin, identik dengan rancangan yang unik dan berjiwa muda.
Asisten Desainer
Dalam berkarya, seorang desainer dibantu oleh seorang atau lebih asisten. Tugas para asisten ini adalah mengembangkan garis rancangan menjadi beberapa model. Ada kalanya, mereka tidak hanya mendesain busana tapi juga menentukan proses pembuatan hingga penyelesaiannya. Pada saat peragaan busana, desainer akan. membutuhkan lebih banyak asisten untuk membantu menyeleksi busana yang akan dikenakan para model. Para asisten juga mengawasi penggunaan busana, mulai saatfitting hingga peragaan selesai.
Meskipun posisi mereka asisten, seorang model sebaiknya tetap menjaga sikap hormat dan mengikuti instruksi yang mereka berikan. Kadangkala justru para asisten inilah yang mengetahui detail busana yang akan dikenakan. Masukan dari mereka dapat membantu model menghayati busananya.
Dresser
Bertugas membantu para model mengenakan busana. Adakalanya kreativitas para desainer menghasilkan busana dengan potongan sangat rumit sehingga sulit jika dikenakan sendiri oleh model. Nah, di sinilah peran dresser dibutuhkan.
Penata Rias
Terampil berdandan merupakan kualitas yang diharapkan dari seorang model. Apalagi dalam fashion show pakaian yang dikenakan bisa empat sampai lima bagian yang berbeda, jadi tidak bisa mengandalkan sepenuhnya penata rias. Meski demikian keberadaan tim penata rias sangat dibutuhkan untuk memberi sentuhan akhir ataupun touch-up terutama saat harus membawakan busana dengan tema tertentu yang membutuhkan make up karakter. Jadi, tata rias selain membuat penampilan jadi menarik dan cantik, riasan yang sesuai akan menonjolkan karakter busana yang diperagakan.
Penata Rambut atau jilbab
Selain riasan, tata rambut merupakan elemen penting yang menunjang penampilan, dan akan berpengaruh pada busana yang dikenakan oleh model. Tak heran jika selama fashion show berlangsung, seorang model harus berganti-ganti tatanan rambut sesuai tema busana. Di sinilah keahlian seorang penata rambut (hair-do) dibutuhkan. Misalnya untuk busana kasual, tatanan rambut model akan dibiarkan tergerai atau dikuncir. Sementara untuk busana tradisional, seperti kebaya, rambut akan dibentuk cepol atau mengenakan sanggul.
Untuk busana muslim, dibutuhkan seorang stylist kerudung untuk memperindah tampilan. Seorang stylist kerudung juga harus bisa menyesuaikan model kerudung atau jilbab sesuai dengan tema busana, apakah menggunakan gaya simpel atau dibuat lebih festive dengan bandana atau dibentuk bunga-bunga.
Koreografer
Koreografer merupakan orang yang bertugas mengatur gerakan, blocking, urutan keluar masuk model di atas catwalk yang disesuaikan dengan konsep busana desainer dan musik pengiring.
Selain itu koreografer juga bertanggung jawab untuk menyiapkan properti yang diperlukan, mengatur pendukung acara yang akan tampil di panggung, seperti penyanyi, penari, musisi yang dilibatkan dalam konsep acara agar keseluruhan pagelaran bisa menjadi suguhan yang menarik .
Seorang koreografer mampu menerjemahkan konsep desainer maupun pemilik produk yang mengadakan show sehingga pesannya bisa ditangkap oleh penonton yang hadir.
Begitu pentingnya penguasaan panggung ini, maka seorang model harus benar-benar memerhatikan instruksi dan pengarahan yang diberikan koreografer. Meskipun terkadang para model juga harus melakukan improvisasi, tapi bentuk dan gayanya harus sejalan dengan kehendak koreografer.
Hampir dapat dipastikan, sa at peragaan berlangsung banyak fotografer yang meliput. Untuk itu koreografer akan menentukan titik pose para model sesuai posisi fotografer, sehingga setiap busana mendapat eksposur yang maksimal.
Para model sebaiknya juga memberikan kesempatan kepada fotografer untuk memotret, dengan berpose sejenak dan jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama. Pose ini dapat dilakukan di titik yang paling menguntungkan seperti di ujung catwalk atau tempattempat yang telah ditentukan koreografer. Biasanya koreografer sudah menentukan titik pose seoang model sejak saat latihan atau
gladi resik .
Stage Manager
Dalam sebuah peragaan busana, baik skala besar ataupun kecil dibutuhkan seorang Stage Manager. Dia bertanggung jawab mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan fashion show dari awal hingga akhir agar berjalan lancar. Stage Manager bertugas menyesuaikan konsep koreografer dan desainer dengan tata cahaya dan suasana panggung.
Queerer
Queerer atau pengatur antrian bertugas menghafal dan mengeksekusi urutan tampil model yang sudah dikonsep oleh koreografer. Dalam menjalankan tugasnya, seorang queerer biasanya dibantu oleh runner yang memanggil model untuk mempersiapkan diri.
Dengan kata lain, queerer adalah wakil koreografer di belakang panggung (back stage) dalam mengatur arah dan waktu masuk para model ke panggung peragaan busana. Sesuai tugas mereka, posisi queerer dalam sebuah show biasanya berada di sisi kiri-kanan pintu masuk panggung, tempat model menunggu antrian untuk tampil.
Kepada para queerer ini para model harus patuh dan kooperatif, karena tanggung jawab mereka yang besar terhadap kelancaran peragaan busana. Model harus keluar sesuai dengan running order, running order ini dibuat berdasarkan baju yang akan ditampilkan oleh designer.
Koordinator model
Koordinator model bertugas menghubungi model, memastikan mereka hadir pada saat latihan dan gladi resik. Saat hari H, koordinator model akan mengarahkan para model untuk make-up, fitting baju, kemudian ganti baju, dan masuk ke backstage.
Operator Musik dan Lampu
Untuk menampilkanfashion show yang menarik untuk ditonton, penataan musik dan lampu/pencahayaan merupakan unsur penting yang harus digarap dengan baik. Karena itu keberadaan operator musik dan lampu dalam pagelaran busana sangat dibutuhkan.
Operator musik mengatur urutan musik/lagu sesuai dengan model dan busana atas arahan dari koreografer, sedangkan operator lampu bertugas mengeset lampu sesuai kebutuhan panggung, kapan harus dibuat terang, redup, atau warna-warni.
Operator musik dan lampu bertanggung jawab langsung kepada stage manager atau koreografer, jadi tidak berhubungan langsung dengan model. Meski demikian, seorang model sebaiknya juga mengetahui peran mereka dalam fashion show, agar kerja tim berjalan dengan baik.
Biasanya setiap kali latihan musik pengiring sudah digunakan seperti saat pementasan, jadi model akan lebih mudah menyesuaikan diri. Akan tetapi, tata cahaya baru akan diatur pada sa at gladi resik. Jadi, model hanya punya waktu singkat untuk mempelajari dan menyesuaikan diri dengan tata lampu tersebut.
Dalam pagelaran busana skala kecil, operator musik dan operator ditugaskan pada satu orang sebagai langkah efisiensi.
Peragaan Busana Indonesia
Dalam sebuah peragaan busana, seorang model bukan tampil membawakan dirinya sendiri, melainkan menampilkan citra yang dihasilkan dari kerja sama tim yang terlibat. Karena itu, ia harus mengenal siapa saja yang pihak-pihak di balik pagelaran.
Berikut ini, Pihak yang Terlibat dalam Peragaan Busana Indonesia
Desainer/Produsen
Perancang busana adalah yang merancang dan menyediakan busana untuk diperagakan. Sedangkan produsen adalah pembuat dan penyedia produk-produk fashion penunjang busana yang akan diperagakan. Misalnya, perhiasan, alas kaki (sepatu/sandal), riasan wajah atau rambut.
Di luar negeri, peragaan dilakukan untuk memperkenalkan koleksi para perancang sesuai musim yang akan datang. Ada peragaan busana untuk koleksi musim semi panas (spring/summer collection) atau koleksi untuk musim dingin.
Di Indonesia, hanya memiliki dua musim, sehingga tidak ada patokan khusus bagi desainer untuk mengeluarkan koleksinya. Ada yang menggelar koleksinya setahun sekali, dua kali atau setiap kali mereka siap memperkenalkan koleksi terbaru. Tak jarang diadakan show khusus menyambut Lebaran, Natal, Valentine, atau hari Kartini.
Peragaan busana merupakan ajang eksistensi seorang perancang desainer, baik show bersama ataupun tunggal. Setiap desainer memiliki ciri khas pada garis rancang busananya, karena itu seorang model sebaiknya mengenali siapa desainer dari busana yang akan ia bawakan. Dengan demikian, si model dapat berekspresi sesuai keinginan desainer dan tuntutan busana yang dikenakannya. Hal ini tentu akan membuat desainer puas karena busananya dapat tampil seperti yang diinginkannya. Contohnya, desainer Ghea, identik dengan rancangan busana yang etnik, Lenny Agustin, identik dengan rancangan yang unik dan berjiwa muda.
Asisten Desainer
Dalam berkarya, seorang desainer dibantu oleh seorang atau lebih asisten. Tugas para asisten ini adalah mengembangkan garis rancangan menjadi beberapa model. Ada kalanya, mereka tidak hanya mendesain busana tapi juga menentukan proses pembuatan hingga penyelesaiannya. Pada saat peragaan busana, desainer akan. membutuhkan lebih banyak asisten untuk membantu menyeleksi busana yang akan dikenakan para model. Para asisten juga mengawasi penggunaan busana, mulai saatfitting hingga peragaan selesai.
Meskipun posisi mereka asisten, seorang model sebaiknya tetap menjaga sikap hormat dan mengikuti instruksi yang mereka berikan. Kadangkala justru para asisten inilah yang mengetahui detail busana yang akan dikenakan. Masukan dari mereka dapat membantu model menghayati busananya.
Dresser
Bertugas membantu para model mengenakan busana. Adakalanya kreativitas para desainer menghasilkan busana dengan potongan sangat rumit sehingga sulit jika dikenakan sendiri oleh model. Nah, di sinilah peran dresser dibutuhkan.
Penata Rias
Terampil berdandan merupakan kualitas yang diharapkan dari seorang model. Apalagi dalam fashion show pakaian yang dikenakan bisa empat sampai lima bagian yang berbeda, jadi tidak bisa mengandalkan sepenuhnya penata rias. Meski demikian keberadaan tim penata rias sangat dibutuhkan untuk memberi sentuhan akhir ataupun touch-up terutama saat harus membawakan busana dengan tema tertentu yang membutuhkan make up karakter. Jadi, tata rias selain membuat penampilan jadi menarik dan cantik, riasan yang sesuai akan menonjolkan karakter busana yang diperagakan.
Penata Rambut atau jilbab
Selain riasan, tata rambut merupakan elemen penting yang menunjang penampilan, dan akan berpengaruh pada busana yang dikenakan oleh model. Tak heran jika selama fashion show berlangsung, seorang model harus berganti-ganti tatanan rambut sesuai tema busana. Di sinilah keahlian seorang penata rambut (hair-do) dibutuhkan. Misalnya untuk busana kasual, tatanan rambut model akan dibiarkan tergerai atau dikuncir. Sementara untuk busana tradisional, seperti kebaya, rambut akan dibentuk cepol atau mengenakan sanggul.
Untuk busana muslim, dibutuhkan seorang stylist kerudung untuk memperindah tampilan. Seorang stylist kerudung juga harus bisa menyesuaikan model kerudung atau jilbab sesuai dengan tema busana, apakah menggunakan gaya simpel atau dibuat lebih festive dengan bandana atau dibentuk bunga-bunga.
Koreografer
Koreografer merupakan orang yang bertugas mengatur gerakan, blocking, urutan keluar masuk model di atas catwalk yang disesuaikan dengan konsep busana desainer dan musik pengiring.
Selain itu koreografer juga bertanggung jawab untuk menyiapkan properti yang diperlukan, mengatur pendukung acara yang akan tampil di panggung, seperti penyanyi, penari, musisi yang dilibatkan dalam konsep acara agar keseluruhan pagelaran bisa menjadi suguhan yang menarik .
Seorang koreografer mampu menerjemahkan konsep desainer maupun pemilik produk yang mengadakan show sehingga pesannya bisa ditangkap oleh penonton yang hadir.
Begitu pentingnya penguasaan panggung ini, maka seorang model harus benar-benar memerhatikan instruksi dan pengarahan yang diberikan koreografer. Meskipun terkadang para model juga harus melakukan improvisasi, tapi bentuk dan gayanya harus sejalan dengan kehendak koreografer.
Hampir dapat dipastikan, sa at peragaan berlangsung banyak fotografer yang meliput. Untuk itu koreografer akan menentukan titik pose para model sesuai posisi fotografer, sehingga setiap busana mendapat eksposur yang maksimal.
Para model sebaiknya juga memberikan kesempatan kepada fotografer untuk memotret, dengan berpose sejenak dan jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama. Pose ini dapat dilakukan di titik yang paling menguntungkan seperti di ujung catwalk atau tempattempat yang telah ditentukan koreografer. Biasanya koreografer sudah menentukan titik pose seoang model sejak saat latihan atau
gladi resik .
Stage Manager
Dalam sebuah peragaan busana, baik skala besar ataupun kecil dibutuhkan seorang Stage Manager. Dia bertanggung jawab mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan fashion show dari awal hingga akhir agar berjalan lancar. Stage Manager bertugas menyesuaikan konsep koreografer dan desainer dengan tata cahaya dan suasana panggung.
Queerer
Queerer atau pengatur antrian bertugas menghafal dan mengeksekusi urutan tampil model yang sudah dikonsep oleh koreografer. Dalam menjalankan tugasnya, seorang queerer biasanya dibantu oleh runner yang memanggil model untuk mempersiapkan diri.
Dengan kata lain, queerer adalah wakil koreografer di belakang panggung (back stage) dalam mengatur arah dan waktu masuk para model ke panggung peragaan busana. Sesuai tugas mereka, posisi queerer dalam sebuah show biasanya berada di sisi kiri-kanan pintu masuk panggung, tempat model menunggu antrian untuk tampil.
Kepada para queerer ini para model harus patuh dan kooperatif, karena tanggung jawab mereka yang besar terhadap kelancaran peragaan busana. Model harus keluar sesuai dengan running order, running order ini dibuat berdasarkan baju yang akan ditampilkan oleh designer.
Koordinator model
Koordinator model bertugas menghubungi model, memastikan mereka hadir pada saat latihan dan gladi resik. Saat hari H, koordinator model akan mengarahkan para model untuk make-up, fitting baju, kemudian ganti baju, dan masuk ke backstage.
Operator Musik dan Lampu
Untuk menampilkanfashion show yang menarik untuk ditonton, penataan musik dan lampu/pencahayaan merupakan unsur penting yang harus digarap dengan baik. Karena itu keberadaan operator musik dan lampu dalam pagelaran busana sangat dibutuhkan.
Operator musik mengatur urutan musik/lagu sesuai dengan model dan busana atas arahan dari koreografer, sedangkan operator lampu bertugas mengeset lampu sesuai kebutuhan panggung, kapan harus dibuat terang, redup, atau warna-warni.
Operator musik dan lampu bertanggung jawab langsung kepada stage manager atau koreografer, jadi tidak berhubungan langsung dengan model. Meski demikian, seorang model sebaiknya juga mengetahui peran mereka dalam fashion show, agar kerja tim berjalan dengan baik.
Biasanya setiap kali latihan musik pengiring sudah digunakan seperti saat pementasan, jadi model akan lebih mudah menyesuaikan diri. Akan tetapi, tata cahaya baru akan diatur pada sa at gladi resik. Jadi, model hanya punya waktu singkat untuk mempelajari dan menyesuaikan diri dengan tata lampu tersebut.
Dalam pagelaran busana skala kecil, operator musik dan operator ditugaskan pada satu orang sebagai langkah efisiensi.